
JEMBER – Kerudung merah hati dipadu gaun terusan dengan bordir motif bunga diatasnya dan warna hitam menyatu dari bawah lutut. Jam tangan berlapis emas dengan ikat warna cokelat tua tampak serasi di lengan kiri. Perempuan tokoh PDI Perjuangan versi media center gesuri.id itu turun dari mobil van hitam metalik di pelataran posko induk Rumah Sahabat Faida (RSF) Jubung Lor tepat sejam sebelum waktu berbuka puasa Minggu sore (10/4/2022). Sang sopir membuntuti dari belakang dengan membawa beberapa kodi sarung tenun produk sukorintex dengan nomer register IDM 405095.
Dr.Faida,MMR hari itu memenuhi undangan ormas RSF Jember untuk menjalin tali silaturahmi di bulan yang suci dengan buka puasa bersama puluhan pengurus dari seluruh penjuru Kabupaten Jember. Pembina organisasi ini, Aliem Koko bersama istri, menyambut kehadiran Bupati Jember 2016-2021 itu sembari mempersilahkan langsung masuk dan duduk beralaskan karpet hijau marun bersama undangan lainnya.
Motif, warna dan foto dirinya yang terpampang di kaos pengurus RSF menjadi pembahasan di pembukaan sambutan pada acara tersebut. Ibu dua anak yang nangkring di 100 Indonesia Most Powerful Business Women versi Majalah SWA 2011 itu merasa fotonya yang dibingkai lingkaran merah itu terlihat lebih cantik dari orangnya. Pada momen ini, Dokter Faida kembali menegaskan kemandirian organisasi besutan Aliem Koko. “Banyak yang WA saya, Bu saya kok gak ditugasi untuk bagi-bagi takjil. Kok cuma Rumah Sahabat. Saya katakan sekali lagi, tidak ada penugasan kepada Rumah Sahabat. (Fakta-red) Yang ada Rumah Sahabat menugasi dirinya sendiri untuk berbuat baik kepada sesama,” paparnya yang kemudian disambut tepuk tangan riuh para undangan yang hadir.
Bupati perempuan pertama di Kabupaten Jember ini juga memuji banyaknya kaum hawa yang ikut aktif dan mendukung setiap kegiatan Rumah Sahabat Faida. “Banyak orang sudah lempar handuk, tapi RSF masih berkibar-kibar,” pujinya. Dokter Faida, dalam keterangannya, menyarankan agar RSF melebarkan sayap ke kabupaten tetangga dan berkolaborasi aktif dengan Yayasan Cinta Duafa agar kemanfaatannya lebih luas lagi. Alumnus Ponpes Nurul Jadid Paiton tahun 1984 itu juga membeberkan masih adanya guru ngaji yang tidak aktif kartu BPJS-nya juga yatim piatu duafa yang diharapkannya bisa lulus sampai SMA di Pondok Pesantren dengan beasiswa.
Faida berharap Rumah Sahabat Faida (RSF) tumbuh menjadi partner berjuang yang profesional bersama Yayasan Cinta Duafa. “Nanti kita atur surveinya (untuk yatim piatu duafa-red). Semua kita satu pintu koordinasi dari posko induk ini,” tegasnya. Seperti sudah diberitakan sebelumnya, Rumah Sahabat Faida melakukan safari Ramadan satu bulan penuh di 20 titik pusat dari 31 kecamatan di Kabupaten Jember. Beragam kegiatan mulai dari pengiriman air mineral untuk masjid dan musholla, membagikan takjil dan Sembako menjelang buka puasa juga ngaji bersama di posko induk mereka di Perum Kodim Gang 3 Nomer 4 Jubung Sukorambi.
Anak ke tiga dari lima bersaudara pasangan dr. Musytahar Umar Thalib dan Widad Thalib ini terlihat betah berlama-lama di posko RSF sambil sesekali bercengkrama dan bertegur sapa dengan masing-masing pengurus. Hidangan pembuka kelapa muda dengan menu buka puasa lalapan gurame jadi pilihan, dan dicomot langsung oleh dokter alumnus S-2 UGM Jogyakarta itu dari dapur posko dan membuat para staf sekretariat RSF lumayan kaget bercampur bangga.