PKC PMII Jatim Sebut DJP Kemenkeu Tebar Janji Palsu

Surabaya – Pengurus Koordinator Cabang (PKC) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Jawa Timur (Jatim) menyebut lembaga pemungut pajak Negara Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) wilayah Jatim tengah menebar janji palsu. Pasalnya DJP diduga tidak komitmen atas janji yang mereka berikan kepada PWNU Jatim.
“Ya seperti yang kita ketahui bersama, sampai saat ini, tak ada realisasi dari janji yang dibuat sendiri oleh pimpinan mereka (DJP),” terang Moh. Sholikhul Hadi, Sekretaris PKC PMII Jatim saat memberi keterangan kepada awak media, Senin (14/8/23).
Hadi menuding pimpinan DJP hanya bermulut manis dan hanya memanfaatkan PWNU sebagai ormas yang memiliki pengaruh besar di Jawa Timur untuk mengajak warga Jawa Timur khususnya Nahdliyin agar mau membayar pajak bagi mereka yang berstatus sebagai wajib pajak.
“Beberapa bulan lalu mereka berbondong-bondong datang ke PWNU Jatim untuk meminta bantuan agar masyarakat mau membayar pajak disaat ada gerakan massif boikot pajak,” katanya
“Apalagi disaat itu adalah masa-masa yang buruk bagi Kemenku khususnya DJP oleh karena kasus penganiayaan yang dilakukan oleh anak pejabat DJP kepada warga sipil dan pertunjukan kehidupan serba hedon yang mereka tampakkan di media, sehingga membuat seluruh warga Indonesia geram dan kehilangan kepercayaan,” imbuhnya.
Lebih lanjut, pria asal Gresik lulusan Teknik ini membeberkan janji yang telah dibuat oleh DJP I Surabaya dan III Malang kala mengunjungi kantor PWNU saat itu.
“Jadi mereka membuat semacam notakesepemahaman (MoU) dengan PWNU. Seperti kerja sama sosialisasi, pelatihan dan konsultasi perpajakan, serta bimbingan juga pelatihan kepemimpinan bagi pengurus, lembaga, pengusaha, serta organisasi pelajar, mahasiswa hingga badan otonom di lingkungan NU, dan mereka juga berjanji akan memberikan beasiswa bagi pelajar NU, itu yang kami lihat,” imbuhnya.
Pihaknya merasa jengkel, karena menurut Hadi PWNU bukanlah ormas yang hanya bisa dimanfaatkan begitu saja apalagi tanggung jawab PWNU kepada Masyarakat sangat besar.
“Kami sebagai bagian dari keluarga NU justru sangat kecewa atas sikap DJP yang tidak konsisten dan terkesan berdusta. Sebagai anak muda NU dan menjadi bagian dari perjuangan NU tentu kami merasa dikhianati. Jadi kami merasa PWNU hanya dimanfaatkan begitu saja,” terang Hadi.
Hadi mengaku jika sampai saat ini tidak ada i’tikad baik dari DJP untuk memberikan kepastian dan realisasi dari kerjasama yang dibuat.
“Alih-alih realisasi. Koordinasi saja susah. Mereka menutup komunikasi. Itu yang kami lihat dan rasakan,” tuturnya.
Hadi menegaskan akan melakukan upaya seperti komunikasi dan apabila diperlukan pihaknya akan bertindak tegas.
“Ya kita lihat saja nanti,” pungkasnya.