Ekonomi Bisnis

Peningkatan Energy Security dan Remote Grids di ASEAN Melalui Pemanfaatan Energi Bersih

JAKARTA – Sekretaris Jenderal Dewan Energi Nasional (DEN) memberikan welcoming speech dalam workshop bertema “ON IMPROVING ENERGY SECURITY IN ISLAND AND REMOTE GRIDS IN ASEAN THROUGH UTILISATION OF EMERGING CLEAN ENERGY INNOVATION” yang diselenggarakan oleh Economic Research Institute for ASEAN and East Asia (ERIA) dan ASEAN Centre for Energy (ACE) yang bertempat di Ballroom Shangri-La Hotel Jakarta.

Dalam pembukaannya, pria yang kerap disapa Djoksis tersebut menyampaikan bahwa pada tahun 2011, Rasio Elektrifikasi Indonesia masih cukup rendah yaitu hanya 67%. Pemerintah Indonesia telah melakukan upaya untuk meningkatkan Rasio Elektrifikasi melalui penggunaan pembangkit listrik tenaga diesel sehingga rasio elektrifikasi telah mencapai 99,63%.

“Namun tingginya harga BBM dan pasokan BBM yang berasal dari impor dan era energi bersih menyebabkan Indonesia beralih ke program de-dieselisasi yang akan mensubstitusi 5.200 pembangkit listrik tenaga diesel menjadi pembangkit berbahan bakar gas dan terbarukan”, imbuhnya.

Program de-dieselisasi di pulau-pulau terpencil juga diharapkan bisa berkontribusi untuk mencapai bauran energi EBT sebesar 23% ditahun 2025. “Selain itu, Indonesia juga memiliki komitmen untuk mencapai NZE pada tahun 2060, sehingga kami sedang mempersiapkan road map strategi transisi energi Indonesia menuju Net Zero Emissions yang berfokus pada pengurangan penggunaan energi bahan bakar fosil dan peningkatan penggunaan energi baru dan terbarukan dengan implementasi teknologi bersih sehingga program substitusi solar ke gas atau EBT dapat berjalan”, ungkapnya.

Diakhir Djoksis berharap keketuaan Indonesia di ASEAN untuk sektor energi dapat memperkuat sinkronisasi untuk menghasilkan langkah konkrit yang mendukung pertumbuhan ekonomi dan ketahanan energi yang berkelanjutan.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button