Headline

Nelayan Pancer: LSM Sering Mencatut Nama Kami dalam Gerakan Tolak Tambang, Sepertinya Mencari Keuntungan Pribadi

BANYUWANGI – Segelintir pemuda mengatasnamakan Jatim Progress melakukan aksi demonstrasi di depan Istana Merdeka pada Senin (3/4/2023).

Dilansir dari lintasjatim.net mereka mendesak Presiden Jokowi turun tangan untuk menuntaskan masalah kerusakan lingkungan dan kriminalisasi terhadap warga yang diduga dilakukan perusahaan tambang PT Bumi Suksesindo (BSI) di Tumpang Pitu Banyuwangi.

Dalam aksi tersebut mereka membawa spanduk bertuliskan “PT BSI Membawa Petaka, Diduga Merusak Lingkungan dan Mengkriminalisasi Warga! Presiden Wajib Turun Tangan, Cabut Izin dan Usir PT BSI dari Banyuwangi, Segera Bebaskan Aktivis Lingkungan Tumpang Pitu Banyuwangi Budi Pego, Selamatkan Tumpang Pitu Banyuwangi dari Penjajahan PT BSI” begitu bunyi seruan mereka.

Adanya aksi tersebut disangkal oleh Ahmad Sumarsono Nelayan Pancer Banyuwangi, menurut Sumarsono aksi demo di depan istana mengatasnamakan Jatim Progress itu tidak mewakili aspirasi nelayan setempat.

“Ya apa mereka ini Jatim Progress tidak pernah dikenal di wilayah kami, apa yang mereka suarakan juga tidak didiskusikan dengan kami para warga asli Pancer perihal PT. BSI itu, malah kami disini berjuang sendirian tidak dikawal oleh LSM-LSM yang tidak kami ketahui asal usulnya itu,” pungkasnya.

Sumarsono menambahkan bahwa gerakan nelayan Pancer terkait penolakan Tambang PT. BSI selama ini dilakukan secara mandiri tanpa ditunggangi LSM-LSM seperti walhi dan Jatim Progress.

“Biasanya LSM-LSM ini hanya suka mencari keuntungan dengan mencatut nama masyarakat di bawah, tanpa dampingan LSM itu kami telah bergerak secara mandiri, jangan-jangan LSM itu mencari keuntungan pribadi untuk menjadikan gerakan penolakan nelayan menjadi proyek proposal mereka untuk mendapatkan Donasi biaya gerakan,” tutupnya kepada awak media.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button