Opini

Model Pendidikan Agama Islam Yang Berkarakter Toleran

Oleh : Khoirun Nisa, S.Pd.I (Guru PAI SDN Rambipuji 02 Kabupaten Jember)

JEMBER – Pendidikan berfungsi sebagai sebagai proses mencetak generasi bangsa. Wajah pendidikan Indonesia hari ini ialah gambaran kondisi kehidupan masyarakat Indonesia di masa yang akan datang. Pendidikan yang berkualitas, menciptakan generasi yang unggul dan kompeten. Begitu juga sebaliknya. Jika pendidikan yang ada tidak diperhatikan dengan baik dan cenderung apa adanya, maka jangan berharap muncul kafilah-kafilah yang bermutu.

Wajah pendidikan tersebut tidak terbatas pada lembaga yang dikelola langsung oleh pemerintah. Sekolah ataupun madrasah yang dikelola oleh masyarakat juga gambaran penting untuk melihat kondisi sosial-masyarakat di masa depan. Lebih-lebih gambaran para generasi penerusnya. Oleh karenanya, bangsa yang baik adalah ia yang betul-betul memperhatikan kualitas pendidikannya.

Berbicara tentang kualitas pendidikan, tentu saja tidak hanya terfokus pada capaian pembelajaran yang bersifat dan terbatas pada aspek kognitif. Capaian pembelajaran kognitif memang menjadi salah satu faktor yang menentukan kemajuan dan kualitas pendidikan. Akan tetapi, ia perlu diimbangi oleh capaian di aspek yang lain, yakni afektif dan psikomotorik.

Aspek afektif lebih bernuansa pada sisi moralitas peserta didik. Artinya, yang dibangun pada aspek afektif tersebut merupakan pembentukan karakter siswa. Siswa diupayakan menjadi manusia yang cerdas secara sikap dan perilakunya.

Dalam pembentukan karakter siswa, maka mata pelajaran Pendidikan Agama Islam memliki pengaruh yang sangat besar. Sebab, mata pelajaran ini merupakan materi yang dirancang sejak awal (salah satunya) sebagai muatan membentuk karakter siswa.
Okeh karenanya, ia tidak boleh absen dalam membentuk karakter peserta didik.

Hilangnya semangat dalam membentuk karakter siswa mata materi-materi yang diajarkan dalam mata pelajaran pendidikan agama Islam merupakan sebuah kegagalan dari proses pembelajaran.

Karakter yang hendak dibentuk juga tidak boleh keluar dari rel yang sudah ditentukan oleh para pendiri bangsa maupun yang sudah ditentukan oleh peraturan perundang-undangan. Sebuah karakter khas milik Indonesia yang tidak dapat ditemukan di beberapa negara di belahan dunia.

Karakter tersebut merupakan karakter yang berjiwa Pancasila. Sebuah semangat bhineka tunggal Ika. Berbeda-beda tetapi tetap satu jua. Semangat yang memang sesuai dengan kondisi masyarakat Indonesia yang sangat majemuk.

Terdapat banyak perbedaan suku, agama, ras dan golongan. Sebuah kondisi yang plural akan tetapi masih dapat hidup rukun dan mempunyai sikap yang toleran. Kondisi ini harus disyukuri dan selalu dijaga oleh semua pihak. Terlebih oleh para pihak yang menyelenggarakan pendidikan di Indonesia.

Salah satu tugas tersebut berada di pundak para pihak yang bertanggung jawab atas terselenggaranya mata pelajaran pendidikan agama Islam. Baik para pembuat kebijakan, pelaksana dan bahkan yang lebih penting adalah para guru-guru yang mengajar mata pelajaran tersebut.

Konten mata pelajaran Pendidikan Agama Islam harus didominasi oleh muatan materi yang mendukung dan memberikan pemahaman yang toleran. Para siswa harus diberikan doktrin dan ajaran yang menghargai, menghormati dan menerima perbedaan.
Dengan menghargai dan menghormati perbedaan maka tidak akan ada siswa yang merasa keyakinannya adalah aqiqah yang harus diikuti oleh orang lain. Masyarakat lain yang berbeda keyakinan akan selalu diterima di berbagai tempat dan termasuk juga akan diberikan ruang untuk melakukan ibadah yang sesuai dengan keyakinan mereka masing-masing.

Begitu pula semangat menerima perbedaan. Disaat semangat ini menjadi jiwa bangsa para siswa, sesungguhnya mereka memiliki karakter yang sangat Indonesia. Dengan begitu, tidak akan ada konflik yang terjadi atas nama perbedaan jika semangat toleransi diketengahkan dalan mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Apalagi untuk jenjang pendidikan dasar.

Oleh karenanya, maka urgen untuk dibuat model Pendidikan Agama Islam Yang Berkarakter Toleran. Karena karekter toleransi tersebut merupakan ciri khas Indonesia. Dan mata pelajaran Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu materi yang membentuk karakter siswa di masa sekarang dan di masa depan.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button