LSM BIN DPD Jatim minta DPRD Panggil Panitia SSHB

SAMPANG – Gelaran Senam Sampang Hebat Bermartabat (SSHB) yang sempat menuai kontroversi tersebut telah menjadikan banyak kalangan kecewa.
Hal ini salah satunya diungkapkan oleh Syamsul Arifin, Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat Barisan Independen Nusantara (LSM BIN) DPD Jawa Timur, Senin, (26/12/2022).
Ia mengaku kecewa karena ada beberapa indikasi penyalahgunaan wewenang kebijakan yang dilakukan terhadap Aparatur Sipil Negara (ASN).
“Pada intinya saya mendukung penuh langkah Pemerintah Daerah untuk memajukan Kabupaten Sampang melalui kegiatan SSHB, apalagi untuk memecahkan rekor MURI dengan peserta terbanyak, asalkan rakyat tidak terbebani dengan kewajiban harus membeli seragam dengan biaya yang berlebihan,” ungkap Ketua LSM BIN tersebut saat ia meminta untuk menayangkan statementnya melalui berita di media TranaIndonesia.net ini.
Senam Sampang Hebat Bermartabat (SSHB) yang tercatat telah memecahkan rekor MURI tersebut diselenggarakan di area Alun – Alun Trunojoyo dan sepanjang jalan KH. Wakhid Hasyim. dengan diikuti oleh kurang lebih 10.399 peserta, yang terdiri dari berbagai unsur diantaranya Aparatur Sipil Negara (ASN) di seluruh Kabupaten Sampang, TP PKK, Dharma Wanita, Bhayangkari, Persit, Organisasi Perangkat Daerah (OPD) serta Ormas dan OKP.
Menurut Ketua LSM BIN DPD Jatim yang akrab disapa Arif ini meminta kepada DPRD Kabupaten Sampang untuk segera memanggil Panitia SSHB terkait indikasi sarat penyimpangan dari bentuk penyalahgunaan wewenang, yang diduga kuat ada penekanan terhadap peserta dalam pembelian seragam yang harganya diduga pula tidak sesuai dengan speak bahan.
“Saya minta DPRD mengambil langkah tegas, segera panggil Panitia SSHB untuk menjelaskan permasalahan yang sempat viral ini,” ujarnya meminta.
Arif juga menjelaskan, bahwasannya Pejabat Publik sejarusnya bisa memberikan kesejahteraan kepada rakyatnya, bukan justru berbisnis dengan rakyatnya.
Dengan pembelian seragam seharga 200 ribu rupiah ternyata banyak kejanggalan yang dikeluhkan oleh peserta SSHB, karena bahan yang di dapat banyak yang tidak sesuai harapan. namun peserta takut untuk berkomentar karena dengan alasan – alasan tertentu. Mungkin Karena takut dengan pimpinan atau kepatuhan terhadap pimpinan.
“Anggota DPR sebagai wakil kami, tolong tegas serta suarakan keluhan mereka, dan Panitia SSHB harus mengklarifikasinya,” pinta Arif sambil lalu mengakhiri statementnya. (Yan’S)