Krisis Pangan dan Energi Bikin Zainul Gigit Jari

SITUBONDO – Krisis pangan dan energi adalah dua masalah serius yang sedang dihadapi oleh banyak negara di seluruh dunia. Masalah ini muncul karena peningkatan populasi manusia yang terus bertambah, serta pertumbuhan ekonomi dan industri yang semakin pesat.
“Krisis pangan terjadi ketika pasokan makanan tidak dapat memenuhi kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti perubahan iklim, bencana alam, atau ketidakmampuan untuk memproduksi cukup makanan. Selain itu, krisis pangan juga dapat terjadi akibat kesenjangan sosial dan ekonomi yang menyebabkan sebagian besar masyarakat sulit untuk memenuhi kebutuhan makanan,” ungkap Zainul, aktivis Pospera Situbondo.
Di sisi lain, krisis energi terjadi ketika pasokan energi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti ketergantungan pada sumber energi fosil yang semakin menipis, peningkatan permintaan energi, atau kesulitan dalam mencari sumber energi alternatif yang dapat diandalkan.
“Krisis pangan dan energi memiliki dampak yang sangat serius bagi kehidupan manusia dan lingkungan. Krisis pangan dapat menyebabkan kelaparan, malnutrisi, dan penurunan kesehatan masyarakat. Sedangkan krisis energi dapat menyebabkan kenaikan harga energi yang drastis, gangguan pasokan energi, dan polusi lingkungan yang lebih tinggi,” paparnya lagi.
Untuk mengatasi krisis pangan dan energi, diperlukan upaya yang berkelanjutan dan komprehensif dari semua pihak, mulai dari pemerintah, sektor swasta, hingga masyarakat umum. Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi krisis pangan dan energi adalah seperti peningkatan produksi makanan dan energi. Upaya ini dapat dilakukan dengan meningkatkan produktivitas pertanian, mengembangkan teknologi produksi energi yang lebih ramah lingkungan, serta meningkatkan aksesibilitas ke sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan.
Mengembangkan sumber daya energi alternatif. Pengembangan sumber daya energi alternatif seperti energi surya, angin, atau biomassa dapat membantu mengatasi krisis energi serta mengurangi polusi lingkungan.
Meningkatkan efisiensi energi. Mengurangi penggunaan energi yang tidak perlu atau memilih teknologi yang lebih efisien dalam menggunakan energi dapat membantu mengurangi permintaan energi dan mengatasi krisis energi.
“Membangun sistem transportasi yang lebih efisien dan ramah lingkungan. Peningkatan sistem transportasi yang lebih efisien seperti transportasi umum, penggunaan kendaraan ramah lingkungan, serta mengembangkan infrastruktur jalan dan jembatan yang lebih baik dapat membantu mengatasi krisis energi,” ungkapnya kepada awak media ini.