HeadlineOlahraga

Gelaran World Surf League dengan Pameran UMKM Khas Lokal ala Sekdes Wringinpitu

BANYUWANGI, TI – Beragam bentuk kesenian hingga kuliner turut disajikan menjelang rangkaian acara Kejuaraan Dunia Selancar atau World Surf League di Pantai Plengkung (G-Land) Banyuwangi, Jawa Timur. Berbagai kebudayaan itu akan ditampilkan di tempat-tempat terpisah di seputar Taman Nasional Alas Purwo.

Berbagai seni budaya digelar dengan tema ”Banyuwangi Culture Art” di Pasar Wisata Jatian, Desa Kalipait, Kecamatan Tegaldlimo, 25-29 Mei 2022. Pada Rabu atau 25 Mei malam diadakan pergelaran wayang kulit semalam suntuk dengan lakon Dewa Ruci oleh dalang Ki Samur Hadi Carito dan ananda Ki Ichwan Dwi Purbo Carito. Sehari kemudian diadakan shalawatan berjamaah di malam hari.

Selanjutnya, kurun 27-29 Mei setiap malam diadakan pementasan seni tari Banyuwangi Culture Every Week, seni jaranan Tri Budaya Manunggal, seni jaranan Setyo Budoyo Manunggal, dan seni jaranan Purwo Budoyo. Pembukaan World Surf League (WSL) akan berlangsung pada Jumat (27/5/2022) petang menjelang matahari tenggelam. Lomba diadakan mulai Sabtu sampai selesai. Belum dapat dipastikan berapa hari kejuaraan akan diselenggarakan karena tergantung cuaca dan ombak.

Sekretaris Jenderal Persatuan Selancar Ombak Seluruh Indonesia Tipi Jabrik, saat diwawancarai media ini menyampaikan kondisi cuaca dan ombak di G-Land diprediksi bagus untuk lomba. ”Jika lancar, mungkin lomba tidak membutuhkan waktu sepekan,” ucapnya. Panitia WSL merencanakan lomba diadakan dalam kurun 28 Mei-6 Juni 2022.

Secara terpisah, Kepala Bidang Usaha Mikro Dinas Koperasi Usaha Mikro dan Perdagangan Banyuwangi Budi Priyambodo menuturkan, pihaknya turut melibatkan pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) selama WSL. Budi menambahkan, pengusaha UMKM akan memamerkan sejumlah produk di gerai-gerai Pantai Pancur, Tegaldlimo.

Pancur berjarak 30 menit perjalanan dengan mobil gardan ganda ke G-Land. Di Pancur ada beberapa merek produk UMKM yang dipamerkan, yakni Renk Raas Creative, Republik Using, Jaran Goyang, Sekar Jagad, Omah Kopi, dan Tiara Aksesoris. ”Ada produk suvenir, kopi, dan batik,” jelas Budi.

Pameran bertujuan memperkenalkan produk unggulan daerah. Panitia dan peserta WSL mayoritas dari mancanegara sehingga pameran menjadi ajang promosi yang baik. Selain itu, Budi menambahkan, juga memperluas pasar dan memicu semangat perajin agar terus berkarya setelah pandemi Covid-19 terkendali.

Dampak pandemi sejak Maret 2020 mengakibatkan sebagian besar pengelola UMKM di Banyuwangi memasarkan produk secara dalam jaringan (online). Ditemui secara terpisah, Andri, Sekretaris Desa Wringinpitu, Kecamatan Tegaldlimo, menuturkan desanya menyajikan produk olahan dari susu sapi murni untuk dipamerkan di WSL. ”Seperti susu sapi murni, susu pasteurisasi, permen susu, es ucil (es susu kecil-red),” paparnya.

Andri menambahkan, dirinya membawa produk berbagai jenis susu sapi murni. ”Selain untuk WSL, juga produk – produk yang dipamerkan hasil daripada warga yang sudah bertahun tahun lamanya, hingga sampai produk susu sapi murni ini semakin berkembang diberbagai daerah,” ujarnya.

Andri merasa sangat senang bisa turut memamerkan hasil produk olahan susu sapi murni dengan berbagai jenis yang dipamerkan, semoga bisa membuat para pengunjung bisa menghilangkan rasa lelah setelah menenggak susu murni yang disajikan. (*)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button